ARTIKEL UNGGULAN

HADIS TENTANG KESEHATAN DAN WAKTU LUANG

KESEHATAN DAN KESEMPATAN SERING TERLUPAKAN
by : Zaharuddin


"Bergegaslah Menggunakan Kesempatan dan Waspadalah akan berlalunya dengan Percuma-
Pencapaian Kejayaan karena Kesempatan digunakan dengan Baik"
(Mahmud Sami Basya / W. 1322 H - Balagatul Hukama by. Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A) 

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga masih bisa berjumpa di saat ini. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw yang telah membawa manusia dari zona kegelapan menuju terang benderang cahaya agama islam.

        Di awal tahun 2020 ini, dunia di landa hal yang sangat meresahkan dan membahyakan bahkan mematikan. hal itu adalah wabah virus corona covid 19. ini adalah sebuah virus yang  menurut dugaan yang paling kuat dari peneliti bahwa makhluk ini berasal dari hewan eksotis yang tidak lazim di makan orang khalayak umum.

Seperti halnya pada orang muslim yang banyak melarang berbagai macam hewan untuk di makan. tapi hewan eksotis ini tetap di makan oleh beberapa pihak yang notabenenya non-muslim yang mungkin banyak yang penasaran akan rasanya sehingga berani mencoba memakan binatang  liar seperti ular, kelelawar, trenggiling, anjing, kucing, tikus, dsb.


        Menurut islam bahwa pelarangan mengenai sesuatu karena mudharatnya lebih besar, bahyanya lebih banyak dibandingkan manfaatnya. menurut pakar bahwa hewan peliharaan yang dilarang saja seperi babi memiliki zat yang berbahaya seperti mengandung cacing yang bisa masuk ke tubuh orang yang memakannya. Apalagi jika hewan tersebut bukan dari hewan ternak peliharaan manusia, dalam hal ini hewan liar yang tak diketahui kondisi kehidupannya, makanannya, kebersihannya, dlll. Di mana ketika ia di makan dan kita akan ragu mengenai bahaya atau tidak nya zat yang ada dalam tubuh hewan tersebut.

        Secara mendasar, paling tidak dalam islam bahwa hewan yang dilarang itu bisa di makan hanya sebagai penyambung hidup dalam kondisi darurat yang membahayakan nyawa. Namun, tidak dibenarkan bila ingin memakannya secara berkelanjutan dalam porsi yang banyak. karena sungguh sangat mengkhawatirkan bilamana ada zat berbahaya untuk tubuh manusia seperti keracunan, alergi, atau kondisi lain yang tidak diinginkan

          Terkait corona covid 19, menurut informasi media bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar atau mungkin trenggiling yang telah dimakan dan mengandung zat yang tak bisa di bendung oleh antibodi kekebalan tubuh manusia sehingga mengakibatkan virus yang menyerupai flu batuk yang disertai dengan sesak nafas dan demam tinggi yang pada akhirnya mampu membunuh jiwa yang dijangkitnya dalam waktu singkat.


BACA JUGA : Corona Covid 19 Ajang Renungan Ibadah

        Paling parahnya penyakit yang diakibatkan dari virus tersebut mampu menular ke orang lain walau ia tidak memakan hewan yang diduga sumber virus itu dengan penularan yang sangat cepat. Ada yang mengatakan bahwa mampu menular lewat udara dari bersin dan batuk orang yang terjangkit, dari tubuh ke tubuh saat bersentuhan, atau bahkan dari suatu benda atau barang di mana virus itu menempel sehingga di sentuh orang lain yang sangat berpotensi berpindah dan tertular kepadanya. menurut info bahwa virus tersebut mampu bertahan 6 hingga 9 jam di bendamati.

          Pembahsan di atas tentang kesehatan dan penyakit hanya karena memakan hewan eksotis yang termasuk kategori terlarang dalam ajaran agama islam, dalam hal in kelelawar dan mungkin trenggiling yang akibatnya memunculkan penyakit ganas semacam flu dan sesak yang mematikan.

Penulis teringat dari cerita tempo dulu ( Cerita yang tidak memiliki referensi ), bahwasannya jika anda terkena TBC dengan batuk yang berdarah atau sesak nafas maka sebagian orang tua dulu yang konon katanya menyarankan untuk mengambil hati atau limpa dari kelelawar dan ditelan mentah. (ini merupakan pengobatan yang belum teruji aman secara klinis, dan tidak di sarankan). Di daerah lain juga terdapat hal yang sama, seperti perintah orang tua dalam melarang anak-anaknya berkeliaran jauh darii rumah, sebagian orang tua melarang dan mengkambing hitamkan " DRAKULA " (semacam vampir) menghisap darah di leher, mereka terdapat di banyak tempat. Di mana gigi drakula tersebut menyerupai kelelawar yang memiliki gigi taring yang panjang dan tajam mampu merobek kulit leher dan menembus urat leher yang mengalir di dalamnya darah. Namun mereka takut pada bawang putih karena tidak suka bau dan rasanya. larangan ini mampu menakuti anak-anak (layaknya di film) yang sehingga banyak dari mereka minum air dari rebusan bawang putih, menggosokkan di lehernya dan bahkan ada yang membawa bawang putih tiap hari di kanton celana dan baju, dan paling lucunya hingga ada yang menjadikannya kalung di leher dengan maksud dan tujuan agar terhindar dari gigitan si drakula. Sungguh kisah yang mengharukan, hem..

         Kembali ke topik utama tentang kesehatan, penulis ingin mengutip sebuah hadis dari Nabi Saw,

(Klik Gambar - Teks Lebih Jelas)

Menurut hadis di atas, bahwa manusia seirng kali tidak memperhatikan, betapa pentingnya nikmat kesehatan dan waktu luang yang di anugrahkan Allah kepada manusia. Mungkin karena keitka manusia sehat terus menerus, dan tidak memikirkan sulitnya segala sesuatu ketika mereka sakit. Sementara ketika ia sakit maka barulah terasa betapa pentingnya dalam memanfaatkan kesehatan dengan baik karena tenaga masih bugar dan kuat.

         Begitu pula dengan waktu luang, memiliki banyak kesempatan dan tidak sibuk akan suatu hal dan aktifitas. Namun, kesempatan itu tidak dimanfaatkan kepada sesuatu yang positif dan menghasilkan sesuatu yang bernilai positif juga, mungkin kebanyakan main game, bercanda dsb. Sehingga ketika ia sibuk akan suatu pekerjaan dan barulah terasa bahwa saat ada kesempatan waktu luang, sesuatu yang penting itu mestinya dilakukan saat itu..

       Sebagai contoh dalam hal ibadah, ketika seseorang masih sehat dan punya banyak waktu luang sementara hanya menggunakannya untuk jalan-jalan, shopping, carita canda dan senda gurau, dsb. Namun sangat disayangkan bahwa, tak sedikitpun waktunya disisihkan untuk beribadah, minimal mengaji.

BACA JUGA : Pembatasan Sosial Bernilai Ibadah

         Sebagai contoh yang telah dijelaskan pada kasus di atas tentang pandemi virus corona. Dulunya, merasa kekebalan tubuh kuat, sehingga makanan apapun bisa dimasukkan ke dalam perut. merasa kuat, larangan pemerintah dan ulama tidak dihiraukan agar mengurangi aktifitasi di luar rumah, malah pergi refresing, rekreasi, jalan-jalan di tempat keramaian. Akhirnya sakit, maka berkunjung ke tetangga pun sudah tidak bisa, badan lemas tak berdaya. Rasa inign pergi taubat dan berjamaah di mesjid, sementara mesjid pun tutup karena khawatir mudharat menularkan virus ke orang lain dan membahayakan nyawanya.

         Inilah yang dikatakan Nabi bahwa manuia sering sekali lupa dan bahkan saat ini banyak yang menganggap remeh mengenai pesan ini, sehingga barulah sadar ketika dirinya sekarat, dunia sudah rapuh atau mungkin kiamat sudah dekat. apalah daya, nasi sudah jadi bubur, dan Allah pasti akan membalas segala perbuatan kita sehidup di dunia.

       Olehnya itu, tidak ada  kata terlambat dan yang penting adalah keinginan untuk berubah dan konsisten, maka peluang besar ada di depan kita, kesuksesan menanti kita, keberuntungan di depan mata, maka raihlah semua itu dengan memanfaatkan kesehatan dan waktu luang ke dalam hal yang positif sehingga menghasilkan hal yang positif pula, dan pada akhirnya kita termasuk orang orang yang mendapatkan ridha dan rahmat Allah.

Amin Ya Rabbal Alamin
Wassalam

Comments

Popular posts from this blog

Peringatan Politik Ibn Taimiyah Syekhul Islam - Negara Dzalim tidak didukung meski orang Mukmin

VIRAL ! Saktinya Ida Dayak luruskan Tulang bengkok, Tuai Ribuan Komentar

Bunga Imitasi, Cara Percantik Rumah

Hadis tentang Larangan Menyiksa Hewan

Power of Word - RAHASIA DIBALIK UCAPAN

Corona Covid 19 Ajang Renungan Introspeksi Giat beribadah

MEMAHAMI AYAT DENGAN AYAT - TAFSIR BIL MA'TSUR

LAMBAT MANDI JUNUB SAAT PUASA RAMADHAN

CONTOH MUKJIZAT AL-QUR'AN